Sunday 6 April 2014

Kisah Nabi Ilyasa AS


Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan dakwah setelah Nabi Ilyas wafat. Karenanya dalam berdakwah ia berpegang pada syari’at dan metode nabi Ilyas. Al Qur’an tidak menguraikan tentang Nabi Ilyasa. Hanya dijelaskan.

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.“(Q.S. Shaad : 48)

Nabi ini termasuk hamba Allah yang terbaik. Konon nabi inilah yang disebut dalam kitab Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang yang telah mati.
Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.

Nabi Ilyasa (Elisha) adalah anak dari Safet dan penerus Nabi Ilyas. Nabi Ilyasa adalah Nabi selanjutnya yang ditugaskan untuk membina bani Israil.
Nama Nabi Ilyasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat Nabi Ilyas sedang dikejar-kejar oleh kaumnya, Nabi Ilyas sempat bersembunyi di rumah Nabi Ilyasa. Maka kemungkinan besar Nabi Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Jordan.

Ketika Nabi Ilyas bersembunyi di rumahnya, Nabi Ilyasa masih seorang belia. Saat itu Nabi Ilyasa sedang menderita suatu penyakit. Nabi Ilyas kemudian membantu Nabi Ilyasa menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Nabi Ilyas mengangkat Nabi Ilyasa sebagai anak angkatnya. Semenjak itu Nabi Ilyasa selalu mendampingi Nabi Ilyas dalam menyeru Bani Israil menuju ke jalan kebaikan. Nabi Ilyasa melanjutkan tugas kenabian Nabi Ilyas ketika Nabi Ilyas meninggal. Nabi Ilyasa melanjutkan misi ayah angkatnya agar kaumnya itu kembali taat kepada ajaran Allah SWT.
Nabi Ilyasa kemudian sadar bahwa manusia ternyata begitu mudah untuk kembali ke jalan sesat. Hal ini terjadi tidak lama setelah Ayah Angkatnya, Nabi Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Nabi Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Nabi Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Nabi Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.

Nabi Ilyasa menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama setelah Nabi Ilyas Meninggal. Nabi Ilyasa’ menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Nabi Ilyasa.
Setelah beberapa lama usaha dakwahnya tanpa hasil, bangsa Israil akirnya ditaklukkan oleh Bangsa Assyria. Bangsa Assyria menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel.
Setelah itu Nabi Ilyasa AS tetap melanjutkan misi ayah angkatnya dan kaumnya kembali taat kepadanya. Selama masa kepemimpinan Nabi Ilyasa ini kaum Bani Israil hidup rukun, tentram, makmur, karena berbakti dan bertakwa kepada Allah. Akan tetapi setelah ia wafat, kaumnya kembali durhaka. Akhirnya kaumnya dilanda kesengsaraan, dan pada saat-saat seperti itu lahirlah Nabi Yunus AS.

0 Comment:

Post a Comment

Search This Blog