Kisah Nabi Zakaria dengan doa ingin punya anak yang dipanjatkannya tercantum dalam kitab suci Al Qur’an surat Maryam ayat 1 sampai ayat 15. Surat Maryam merupakan surat ke 19 dalam al Qur’an, letak surat Maryam adalah setelah surat al Kahfi sebelum surat Thaha. Surat Maryam sangat saya sukai maknanya dan cukup sering saya baca.
Saya menyukai surat Maryam karena dua alasan. Pertama, karena saya punya seorang anak
laki-laki yang nama depannya saya beri nama Yahya. Sama seperti nama puteranya Nabi Zakaria A.S. Nama Yahya
saya pilih karena alasan tertentu. Yaitu, saya ingin memberi nama anak
laki-laki saya dengan nama Nabi, selain itu karena nama Yahya bagus, easy listening, ditambah lagi sama
dengan nama dosen yang saya kagumi yaitu Prof. Yahya Muhaimin.
Kedua, saya
menyukai surat Maryam karena surat tersebut bagi saya merupakan wujud betapa
Islam sangat menghormati ibunda Nabi Isa A.S. sehingga salah satu surat dalam
Al Qur’an dinamai dengan nama Maryam (saudara-saudara kita umat Kristiani
menyebutnya dengan Bunda Maria). Penamaan surat Maryam juga merupakan salah
satu simbol bahwa Islam sangat menghormati Nabi, Rasul dan orang-orang sholeh
yang hidup sebelum Muhammad Saw. Bagi saya ini adalah nilai yang sangat positif
untuk kerukunan hidup antar umat beragama, saling menghormati dan untuk
persatuan bangsa. Sehingga tak ada lagi pertikaian hanya karena alasan beda
keyakinan atau agama.
Doa Nabi Zakaria ingin punya anak dalam Al Qur’an
Kembali ke kisah
Nabi Zakaria ber doa ingin punya anak. Jika Anda pasangan suami-istri yang
telah lama menikah namun belum punya anak, maka kisah Nabi Zakaria yang ada dalam
surat Maryam rasanya tepat menjadi bahan renungan. Dikisahkan dalam surat
tersebut, bahwa Nabi Zakaria dan istri usianya sudah sangat tua atau lanjut,
sedangkan beliau belum memiliki seorang anak. Kepada Allah Swt Nabi Zakaria
kemudian memanjatkan doa agar punya anak
atau keturunan.
Meski Nabi Zakaria mengetahui bahwa kondisi istrinya itu
sulit punya anak karena mandul. Namun demikian Nabi Zakaria tak pernah lelah
berharap, memohon, berdoa kepada Allah Swt agar diberi seorang anak sebagai
pewaris dan penerus risalah kenabian beliau.
Doa Nabi Zakaria agar punya anak atau keturunan itu dalam Al
Qur’an tercantum dalam surat Maryam ayat 4 sampai ayat 6 :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku
telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa, kepada Engkau,
ya Tuhanku.
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku
sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku
dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian
keluarga Ya’qub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”.
Serta dalam surat Ali Imran ayat 38 :
Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang
baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Doa Nabi Zakaria agar punya anak itu akhirnya dikabulkan
oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Singkat cerita akhirnya sang istri hamil dan Nabi Zakaria pun
punya seorang anak laki-laki yang diberi nama Yahya. Kelak Yahya putera Nabi
Zakaria inipun menjadi seorang nabi, dan menjadi penerus dakwah ayahandanya.
Subhanallah. Allah Maha Mendengar akan doa hamba-Nya.
Doa Nabi Zakaria ingin punya anak atau keturunan dikabulkan
oleh Allah. Padahal jika melihat pada kondisi fisik Nabi dan istrinya yang
sudah tua, serta kondisi istrinya yang mandul, rasanya mustahil beliau akan
punya seorang anak. Tapi bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin dan tidak ada
yang sulit. Semuanya mudah bagi Allah.
Kuncinya berdoa dan beribadah
Jika kita memiliki sebuah harapan dan ingin harapan kita itu
terwujud, seperti ingin punya anak misalnya, maka salah satu kuncinya adalah
kita beribadah kepada Allah, serta berdoa dan meminta pun hanya kepada Allah.
Seperti yang ditunjukkan dalam surat al Fatihah : “ Hanya kepada-Mu lah kami
menyembah dan hanya kepada-Mu jua lah kami meminta pertolongan”. Pada bagian
lain di dalam Al Qur’an, Allah Swt berfirman : “Berdoalah kalian kepada-Ku
(Allah), niscaya akan Aku kabulkan”.
Sampai disini jelas bukan, bahwa jika kita berdoa maka Allah
akan mengabulkan doa setiap hambanya ?
Pertanyaannya, bagi yang muslim, bagaimana cara berdoa kita
sedangkan kita tidak paham bahasa Arab sedikitpun misalnya ? Jika demikian
halnya maka kita cukup berdoa dengan bahasa yang kita mengerti. Nabi Zakaria
sendiri bukan berasal dari bangsa Arab, melainkan dari Bani Israil. Sehingga
doa yang dipanjatkannya pun kemungkinan bukan disampaikan dengan bahasa Arab,
melainkan bahasa Ibrani.
Allah Maha Mengetahui. Allah Maha mendengar. Kita boleh
berdoa dengan bahasa apapun yang kita mengerti. Karena Allah pun akan mengerti
doa kita. Selain itu berdoa dengan bahasa yang kita ketahui maknanya, akan
membuat kita lebih meresapi makna doa kita itu.
Berkaitan dengan firman Allah yang menyatakan bahwa Allah
akan mengabulkan doa hambanya, bagi saya pribadi sungguh tak ada keraguan
sedikitpun mengenai kebenarannya. Kebenaran firman Allah itu pasti adanya. Jika
Allah telah menyatakan : “niscaya akan Aku
kabulkan”, maka doa kita pasti akan dikabulkan oleh-Nya. Doa apapun juga,
termasuk doa ingin punya anak atau keturunan.
Barengi doa dengan usaha yang sungguh-sungguh
Mungkin banyak diantara kita yang merasa sudah berdoa siang
dan malam, ataupun berusaha maksimal. Namun sejauh ini semua usaha dan doa agar punya anak itu belum juga
dikabulkan oleh-Nya. Sesungguhnya tidak ada yang tau kapan dan bagaimana doa
seorang hamba akan dikabulkan, kecuali hanya Allah Swt sendiri. Yang jelas ada
yang dikabulkan segera, ada pula yang dikabulkan kemudian. Ada yang cepat, dan
ada yang lambat. Yang sepatutnya kita lakukan adalah selalu berprasangka baik
pada Allah dalam setiap keadaan.
Kisah Nabi Zakaria dengan doa nya diatas kiranya menyiratkan
kepada kita bahwa jika kita memiliki suatu keinginan, apapun itu, seperti ingin
punya anak misalnya, maka kita dianjurkan untuk meminta dan berdoa kepada
Allah, Tuhan Yang Maha Memberi. Setiap selesai beribadah, berdoalah kepada-Nya.
Ungkapkan semua keinginan kita itu dengan lemah lembut dan penuh harap.
Selain berdoa, kita juga wajib berusaha dengan
sungguh-sungguh agar keinginan untuk punya anak tersebut tercapai. Hadapi semua
ujian dan cobaan dengan penuh kesabaran, sebab ujian dan cobaan akan selalu ada
dalam usaha menggapai apapun. Ujian dan cobaan itu hakekatnya adalah “bungkus”
bagi terkabulnya sebuah doa. Ujian dan cobaan itu akan mendewasakan kita dan
akan membuat kita lebih menyayangi dan mencintai apa yang kelak Allah berikan
kepada kita. Wallahu a’lam.
0 Comment:
Post a Comment