Sunday, 6 April 2014

Kisah Nabi Zakariya AS


Kisah Nabi Zakaria dengan doa ingin punya anak yang dipanjatkannya tercantum dalam kitab suci Al Qur’an surat Maryam ayat 1 sampai ayat 15. Surat Maryam merupakan surat ke 19 dalam al Qur’an, letak surat Maryam adalah setelah surat al Kahfi sebelum surat Thaha. Surat Maryam sangat saya sukai maknanya dan cukup sering saya baca.  

Saya menyukai surat Maryam karena dua alasan. Pertama, karena saya punya seorang anak laki-laki yang nama depannya saya beri nama Yahya. Sama seperti nama puteranya Nabi Zakaria A.S. Nama Yahya saya pilih karena alasan tertentu. Yaitu, saya ingin memberi nama anak laki-laki saya dengan nama Nabi, selain itu karena nama Yahya bagus, easy listening, ditambah lagi sama dengan nama dosen yang saya kagumi yaitu Prof. Yahya Muhaimin. 

Kedua, saya menyukai surat Maryam karena surat tersebut bagi saya merupakan wujud betapa Islam sangat menghormati ibunda Nabi Isa A.S. sehingga salah satu surat dalam Al Qur’an dinamai dengan nama Maryam (saudara-saudara kita umat Kristiani menyebutnya dengan Bunda Maria). Penamaan surat Maryam juga merupakan salah satu simbol bahwa Islam sangat menghormati Nabi, Rasul dan orang-orang sholeh yang hidup sebelum Muhammad Saw. Bagi saya ini adalah nilai yang sangat positif untuk kerukunan hidup antar umat beragama, saling menghormati dan untuk persatuan bangsa. Sehingga tak ada lagi pertikaian hanya karena alasan beda keyakinan atau agama.  



Doa Nabi Zakaria ingin punya anak dalam Al Qur’an
Kembali ke kisah Nabi Zakaria ber doa ingin punya anak. Jika Anda pasangan suami-istri yang telah lama menikah namun belum punya anak, maka kisah Nabi Zakaria yang ada dalam surat Maryam rasanya tepat menjadi bahan renungan. Dikisahkan dalam surat tersebut, bahwa Nabi Zakaria dan istri usianya sudah sangat tua atau lanjut, sedangkan beliau belum memiliki seorang anak. Kepada Allah Swt Nabi Zakaria kemudian memanjatkan doa agar punya anak atau keturunan.  

Meski Nabi Zakaria mengetahui bahwa kondisi istrinya itu sulit punya anak karena mandul. Namun demikian Nabi Zakaria tak pernah lelah berharap, memohon, berdoa kepada Allah Swt agar diberi seorang anak sebagai pewaris dan penerus risalah kenabian beliau. 

Doa Nabi Zakaria agar punya anak atau keturunan itu dalam Al Qur’an tercantum dalam surat Maryam ayat 4 sampai ayat 6 : 

“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa, kepada Engkau, ya Tuhanku.

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”.

Serta dalam surat Ali Imran ayat 38 :

Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.

Doa Nabi Zakaria agar punya anak itu akhirnya dikabulkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Singkat cerita akhirnya sang istri hamil dan Nabi Zakaria pun punya seorang anak laki-laki yang diberi nama Yahya. Kelak Yahya putera Nabi Zakaria inipun menjadi seorang nabi, dan menjadi penerus dakwah ayahandanya.

Subhanallah. Allah Maha Mendengar akan doa hamba-Nya. 

Doa Nabi Zakaria ingin punya anak atau keturunan dikabulkan oleh Allah. Padahal jika melihat pada kondisi fisik Nabi dan istrinya yang sudah tua, serta kondisi istrinya yang mandul, rasanya mustahil beliau akan punya seorang anak. Tapi bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin dan tidak ada yang sulit. Semuanya mudah bagi Allah. 

Kuncinya berdoa dan beribadah
Jika kita memiliki sebuah harapan dan ingin harapan kita itu terwujud, seperti ingin punya anak misalnya, maka salah satu kuncinya adalah kita beribadah kepada Allah, serta berdoa dan meminta pun hanya kepada Allah. Seperti yang ditunjukkan dalam surat al Fatihah : “ Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu jua lah kami meminta pertolongan”. Pada bagian lain di dalam Al Qur’an, Allah Swt berfirman : “Berdoalah kalian kepada-Ku (Allah), niscaya akan Aku kabulkan”. 

Sampai disini jelas bukan, bahwa jika kita berdoa maka Allah akan mengabulkan doa setiap hambanya ?

Pertanyaannya, bagi yang muslim, bagaimana cara berdoa kita sedangkan kita tidak paham bahasa Arab sedikitpun misalnya ? Jika demikian halnya maka kita cukup berdoa dengan bahasa yang kita mengerti. Nabi Zakaria sendiri bukan berasal dari bangsa Arab, melainkan dari Bani Israil. Sehingga doa yang dipanjatkannya pun kemungkinan bukan disampaikan dengan bahasa Arab, melainkan bahasa Ibrani. 

Allah Maha Mengetahui. Allah Maha mendengar. Kita boleh berdoa dengan bahasa apapun yang kita mengerti. Karena Allah pun akan mengerti doa kita. Selain itu berdoa dengan bahasa yang kita ketahui maknanya, akan membuat kita lebih meresapi makna doa kita itu.

Berkaitan dengan firman Allah yang menyatakan bahwa Allah akan mengabulkan doa hambanya, bagi saya pribadi sungguh tak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenarannya. Kebenaran firman Allah itu pasti adanya. Jika Allah telah menyatakan  : “niscaya akan Aku kabulkan”, maka doa kita pasti akan dikabulkan oleh-Nya. Doa apapun juga, termasuk doa ingin punya anak atau keturunan.  

Barengi doa dengan usaha yang sungguh-sungguh
Mungkin banyak diantara kita yang merasa sudah berdoa siang dan malam, ataupun berusaha maksimal. Namun sejauh ini semua usaha dan doa agar punya anak itu belum juga dikabulkan oleh-Nya. Sesungguhnya tidak ada yang tau kapan dan bagaimana doa seorang hamba akan dikabulkan, kecuali hanya Allah Swt sendiri. Yang jelas ada yang dikabulkan segera, ada pula yang dikabulkan kemudian. Ada yang cepat, dan ada yang lambat. Yang sepatutnya kita lakukan adalah selalu berprasangka baik pada Allah dalam setiap keadaan. 

Kisah Nabi Zakaria dengan doa nya diatas kiranya menyiratkan kepada kita bahwa jika kita memiliki suatu keinginan, apapun itu, seperti ingin punya anak misalnya, maka kita dianjurkan untuk meminta dan berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Memberi. Setiap selesai beribadah, berdoalah kepada-Nya. Ungkapkan semua keinginan kita itu dengan lemah lembut dan penuh harap. 

Selain berdoa, kita juga wajib berusaha dengan sungguh-sungguh agar keinginan untuk punya anak tersebut tercapai. Hadapi semua ujian dan cobaan dengan penuh kesabaran, sebab ujian dan cobaan akan selalu ada dalam usaha menggapai apapun. Ujian dan cobaan itu hakekatnya adalah “bungkus” bagi terkabulnya sebuah doa. Ujian dan cobaan itu akan mendewasakan kita dan akan membuat kita lebih menyayangi dan mencintai apa yang kelak Allah berikan kepada kita. Wallahu a’lam.

0 Comment:

Post a Comment

Search This Blog