Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya
perang Khibar, Rasulullah sendirilah yang memberi julukan “Abu Hurairah”,
ketika beliau sedang melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam itu semata karena kecintaan beliau
kepadanya.
Allah Subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa Rasulullah agar
Abu Hurairah dianugrahi hapalan yang kuat. Ia memang paling banyak hapalannya
diantara para sahabat lainnya.
Pada masa Umar bin Khaththab menjadi Khalifah, Abu Hurairah
menjadi pegawai di Bahrain, karena banyak meriwayatkan hadist Umar bin
Khaththab pernah menetangnya dan ketika Abu Hurairah meriwayatkan sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam :” Barangsiapa berdusta mengatasnamakanku
dengan sengaja, hendaklah ia menyediakan pantatnya untuk dijilat api neraka”.
Kalau begitu kata Umar, engkau boleh pergi dan menceritakan hadist.
Syu’bah bin al-Hajjaj memperhatikan bahwa Abu Hurairah
meriwayatkan dari Ka’ab al-Akhbar dan meriwayatkan pula dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam, tetapi ia tidak membedakan antara dua riwayatnya
tersebut. Syu’bah pun menuduhnya melakukan tadlis, tetapi Bisyr bin Sa’id
menolak ucapan Syu’bah tentang Abu Hurairah. Dan dengan tegas berkata: Bertakwalah
kepada allah dan berhati hati terhadap hadist. Demi Allah, aku telah melihat
kita sering duduk di majelis Abu Hurairah. Ia menceritakan hadist Rasulullah
dan menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka’ab al-Akhbar. Kemudian dia
berdiri, lalu aku mendengan dari sebagian orang yang ada bersama kita
mempertukarkan hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka’ab. Dan yang dari Ka’ab
menjadi dari Rasulullah.”. Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu Hurairah
sendiri, melainkan dari orang yang meriwayatkan darinya.
Cukupkanlah kiranya kita mendengar kan dari Imam Syafi’I :”
Abu Hurairah adalah orang yang paling hapal diantara periwayat hadist
dimasanya”.
Marwan bin al-Hakam pernah mengundang Abu Hurairah untuk
menulis riwayat darinya, lalu ia bertanya tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu
Hurairah menjawab :” Tidak lebih dan tidak kurang dan susunannya urut”.
Abu Hurairah meriwayatkan hadist dari /abu Bakar, Umar,
Utsman, Ubai bin Ka’ab, Utsman bin Za’id, Aisyah dan sahabat lainnya. Sedangkan
jumlah orang yang meriwayatkan darinya melebihi 800 orang, terdiri dari para
sahabat dan tabi’in. diantara lain dari sahabat yang diriwayatkan adalah
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, dan Anas bin Malik,
sedangkan dari kalangan tabi’in antara lain Sa’id bin al-Musayyab, Ibnu Sirin,
Ikrimah, Atha’, Mujahid dan Asy-Sya’bi.
Sanad paling shahih yang berpangkal daripadanya adalah Ibnu
Shihab az-Zuhr, dari Sa’id bin al-Musayyab, darinya (Abu Hurairah).
Adapun yang paling Dlaif adalah as-Sari bin Sulaiman, dari
Dawud bin Yazid al-Audi dari bapaknya (Yazid al-Audi) dari Abu Hurairah.
Ia wafat pada tahun 57 H di Aqiq.
Disalin dari Biografi Abu Hurairah dalam Al-Ishabah Ibn
Hajar Asqalani No. 1179, Tahdzib al ‘asma: An-Nawawi 2/270
0 Comment:
Post a Comment