This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, 27 August 2015

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy (1980) al-Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau dibaca. Al-Qur’an adalah mashdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul yaitu maqru atau yang dibaca. Para ahli ushul fiqh menetapkan bahwa al-Qur’an adalah nama bagi keseluruhan al-Qur’an dan nama bagi suku-sukunya.
Menurut Quraisy Shihab (1997), al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tuliss-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada bacaan semacam al-Qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atai tidak dapat menulis dengan kasaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

Pada masa hidup Nabi Muhammad saw, perhatian umat terhadap kitab al-Qur’an ialah memperoleh ayat-ayat al-Qur’an itu dengan cara mendengarkan, membaca, dan menghafalkannya secara lisan dari mulut ke mulut. Mulai dari Nabi kepada para sahabat, dari sahabat yang satu ke sahabat yang lain, dan dari seorang imam ahli bacaan yang satu kepada imam yang lain (Abdul Djalal, 1998).

Pada periode pertama ini, al-Qur’an belum dibukukan, sehingga dasar pembacaan dan pelajarannya adalah masih secara lisan. Pedomannya adalah Nabi dan para sahabat serta orang-orang yang sudah hafal al-Qur’an. Kondisi ini berlangsung terus sampai masa sahabat, masa pemerintahan khalifah Abu Bakar ra. dan Umar ra. Pada masa kekhalifahan ini, kitab al-Qur’an sudah dibukukan dalam satu mushhaf. Pembukuan al-Qur’an tersebut merupakan ikhtiar khalifah Abu Bakar ra. atas inisiatif Umar bin Khattab ra. Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan ra. mushhaf al-Qur’an disalin dan dibuat banyak, serta dikirim ke daerah-daerah Islam yang pada waktu itu sudah menyebar luas guna menjadi pedoman bacaan pelajaran dan hafalan al-Qur’an (Djalal, 1998). Dengan penyebaran al-Qur’an yang menjangkau wilayah yang luas ini, diharapkan akan semakin memudahkan orang untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an, bahkan dapat menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.

Lebih daripada itu, dengan membaca al-Qur’an dan diikuti dengan pemahaman yang benar, maka diharapkan tumbuh keyakinan akan kebenaran al-Qur’an. Demikian juga siapapun yang mendengarkan bacaan al-Qur’an, akan dinilai seperti orang yang membaca al-Qur’an (Samsul Ulum, 2007). Begitu besarnya nilai manfaat yang diperoleh dari orang yang membaca, mempelajari, dan juga hanya sekedar mendengarkan al-Qur’an. Agar seseorang dapat melakukan ini semua, maka harus ada sikap hati yang menyerah kepada kebenaran (al-Haqq). Karena sikap hati adalah dasar untuk bisa memahami al-Qur’an (Dawam Rahardjo, 2002). Dengan itu, maka bayangan akan susahnya mempelajari dan memahami al-Qur’an lambat laun akan sirna seiring dengan semangat orang untuk menjadikan al-Qur’an sebagai pegangan hidupnya.

Al-Qur’an sebagai pegangan hidup seseorang memberikan implikasi bahwa, al-Qur’an harus pula dihayati akan nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya, agar nilai-nilai itu bisa menjadi kekuatan yang memotivasi dan mendasari kegiatan sehari-hari, dan menjadi alat perjuangan di bidang kemasyarakatan atau keilmuan. Lebih indah lagi kalau penghayatan itu meningkat atau berkembang menjadi usaha untuk meningkatkan pengkajian tafsir al-Qur’an (Rahardjo, 2002), bahkan berusaha menghafalkannya sebagai bagian dari ibadah. Sebab menghafal al-Qur’an bagi orang-orang tertentu, meskipun terdiri dari 30 juz dan 114 surah, bukanlah hal yang sulit.

Allah swt. telah memberikan jaminan mengenai kemudahan dalam mempelajari al-Qur’an, sebagaimana Firman-Nya dalam Surah Al-Qamar (54) ayat 17 sebagai berikut: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?”.
Ayat ini menegaskan bahwa al-Qur’an itu mudah diingat bagi setiap orang yang menginginkannya, dan kemudahan al-Qur’an itu juga mencakup dalam hal membacanya, menghafalnya, memahaminya, mentadaburinya, dan menguak keajaibannya. Jika memang begitu, maka hakikat ilahiyah yang seharusnya didapatkan terlebih dahulu adalah bahwa Allah akan emudahkan menghafal al-Qur’an bagi yang berminat dengan niatan jujur. Kemudian Allah akan mempersiapkan waktu yang tepat baginya untuk menghafal al-Qur’an, jika dia memang bertekad untuk menghafalnya dan menghadap kepada Allah dengan hatinya yang bersih dan memohon pertolongan kepada-Nya (Al-Kahlil, 2010).

Kemudahan dalam menghafal al-Qur’an ini sudah banyak buktinya. Di Bangladesh misalnya, seorang anak telah hafal al-Qur’an dalam usia 9 (sembilan) tahun. Hafalannya bagus dan suaranya begitu memukau. Di Mesir, ada anak usia 7 (tujuh) tahun sudah hafal al-Qur’an (Samsul Ulum, 2007), dan masih banyak lagi contoh di dunia Islam yang membuktikan betapa al-Qur’an bisa dihafal oleh anak-anak Islam dalam usia yang sangat belia. .
Akhir-akhir ini di kalangan perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI), semacam UIN, IAIN, dan STAIN mulai ada kesadaran yang tumbuh untuk memberikan fasilitas pada mahasiswa yang ingin menghafal al-Qur’an. Bahkan beberapa perguruan tinggi umum (PTU) juga banyak yang memberikan apresiasi dan memfasilitasi mahasiswa yang menghafal al-Qur’an, melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa penghafal al-Qur’an. Fenomena ini terus berkembang seiring dengan berbagai peluang yang terbuka yang diberikan oleh pengelola perguruan tinggi bagi mereka yang menghafal Al-Qur’an.
Banyak ahli berpandangan bahwa, menghafal al-Qur’an tidak akan mengganggu intelektual seseorang, Tetapi justeru dapat menjadi pemicu kecerdasan seseorang. Artinya, seorang pelajar yang sedang menghafal al-Qur’an tidak akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Untuk itu, menghafal al-Qur’an dapat bersinergi dengan kegiatan belajar di bangku sekolah/perguruan tinggi.

Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang misalnya, beberapa mahasiswa atau wisudawan terbaik 5 tahun terakhir kebanyakan diraih oleh mahasiswa penghafal al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa, dengan belajar yang rajin untuk menggapai prestasi kuliah yang bagus dan dalam waktu yang bersamaan ikut menghafal al-Qur’an, aktifitas keduanya tidak akan terganggu. Untuk itu, bagi mahasiswa yang berminat mempelajari, memahami, sekaligus menghafal al-Qur’an bisa memulainya dari sekarang. Bahkan Kampus UIN menyediakan lembaga yang namanya Haiah Tahfidzil Qur’an (HTQ), suatu lembaga yang secara khusus menangani hafalan al-Quran bagi mahasiswa.

Memang membaca, memahami, dan menghafal al-Qur’an bukan fardhu kifayah yang dapat diwakili atau dibebankan kepada ulama, kiai atau ustadz. Tetapi seperti dicontohkan oleh para sahabat, semua itu dilakukan sebagai kewajiban individual setiap kaum muslimin. Bila secara individu seorang muslim mampu dan sanggup membaca, memahami, dan menghafal al-Qur’an dengan baik, maka keluarga yang dibinanya juga akan mendapatkan imbas kebaikan itu, sehingga akhirnya semua komunitas masyarakat di sekitarnya juga akan menjadi baik.

Mudah-mudahan kita selalu diberi kemudahan oleh Allah swt. untuk bisa membaca, memahami, dan menghafal al-Qur’an dengan baik, meskipun mungkin hanya sebatas Juz Amma, dan juga mampu membawa masyarakat sekitar kepada kebaikan kolektif atas bacaan al-Qur’an kita. Amiin. 3x yaa robbal ‘alamiin.

Monday, 23 June 2014

QS. Al-mu'minun 1-11, QS. Ali-Imran 133-136, QS. An-nahl 65-69,

Qs. Al-mu'minun 1-11

Terjemah:
1. Sesungguhnya beruntung orang-orang yang beriman
2. (yaitu) orang-orang yang khusu' dalam shalatnya
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna
4. dan orang yang menunaikan zakat
5. dan orang yang memelihara kemaluannya
6. kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela
7. Tetapi barang siapa mencari dibalik itu, maka mereka adalah orang-orang yang melampaui batas
8. dan (sungguh) beruntung orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,
9. serta orang yang memelihara shalatnya
10. mereka itulah yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi (surga) firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Qs. Ali-imran 133-136
Terjemah:
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan kepada Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
134. (yaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah Subhanahu Wata'ala menyukai perbuatan orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah Subhanahu Wata'ala, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah Subhanahu Wata'ala? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
136. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari tuhan mereka dan surga didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.
Tetapi barang siapa mencari di balik itu[10], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas[11]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-muminun-ayat-1-11.html#sthash.E3yFbuvH.dpuf
Tetapi barang siapa mencari di balik itu[10], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas[11]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-muminun-ayat-1-11.html#sthash.E3yFbuvH.dpuf
Tetapi barang siapa mencari di balik itu[10], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas[11]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-muminun-ayat-1-11.html#sthash.E3yFbuvH.dpuf
Tetapi barang siapa mencari di balik itu[10], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas[11]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-muminun-ayat-1-11.html#sthash.E3yFbuvH.dpuf

Sunday, 22 June 2014

KURIKULUM TPQ/TPSQ AL-IKHLAS

KURIKULUM

 

TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

TPATPQ/TPSQ ALIKHLAS

PASIR BINJAI 

 

Disusun Oleh:

Khusnuddin, S.Ei 

Bidang Study       : Bacaan Al-Qu’an

Semester               : I - II

 

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Membaca, menulis melalui pengenalan

 

2

Membaca, menulis melalui hafalan dan terjemah ayat/surat pendek dan surat pilihan:

2.1 Membaca Al-Qur’an Juz 1-XXX

2.2 Bacaan, Hafalan dan terjemah:

       2.2.1. Al-Mu’minun : 1-11

       2.2.2. Ali Imran         : 133-136

       2.2.3. An-Nahl           : 65-69

       2.2.4. Luqman           : 12-15

       2.2.5. Al-Fathu          : 28-29

 

 

I-II

I-II

I

I

I

I

I

3

Ilmu Tajwid (Teori dan Praktek)

3.1. Pengertian dan Tujuan

3.2. Hukum Mempelajarinya

3.3. Pembahasan Ilmu Tajwid

I-II

I

I

I-II

4

Nagham/irama    

4.1. Teknik Bersuara 

4.2. Teknik Pengaturan Nafas

4.3. Lagu Murattal

4.4. Lagu-lagu Dasar

 

I-II

I-II

I-II

I-I

5

Imlak/Khat

I-II

 

Bidang Study       : Iman / Aqidah

Semester               : I-II

 

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Rukun Iman Yang 6

1.1.  Pengertian Iman

1.2.  Rukun Iman Yang 6

1.3.  Allah dengan sifat-sifatnya

1.4.  Malaikat

1.5.  Kitab

1.6.  Rasul

1.7.  Hari kiamat

1.8.  Takdir

 

I-II

I-II

I-II

I-II

I-II

I-II

I-II

I-II

2

Iman Kepada Malaikat

2.1. Penjelasan

2.2. Nama-nama dan tugasnya

I

I

3

Iman Kepada Rasul-rasul Allah

3.1. Penjelasn

3.2. Nama-nama Rasul

3.3. Sifat-sifat Rasul

 

II

II

II

4

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

4.1. Penjelasan

4.2. Al-Qur’an sebagai kitab suci Allah

 

II

II

 

Bidang Study       : Islam / IbadahMuamalah

Semester               : I-II

 

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Puasa

1.1. Pengertian

1.2. Macam-macam Puasa

 

I

 

2

Zakat

2.1.Ketentuan Zakat

2.2. Macam-macam Zakat

 

I

I

3

Hajji

3.1. Pengertian

3.2. Hikmah dan Tujuan

II

4

Hari Rya Umat Islam

4.1. Idhul Fitri

4.2. Idhul Adha

 

II

II

 

Bidang Study       : Ihsan / Akhlak

Semester               : I-II

 

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Adab terhadap orang yang terkena musibah

1.1. Terhadap orang sakit

1.2. Terhadap orang yang terkena musibah

 

I

I

2

Sifat-sifat terpuji

2.1. Sabar, Jujur, Pemaaf, Minta maaf

2.2. Rajin, Dermawan, Hemat, Rendah Hati

2.3. Menepati janji, Syukur, Tanggung jawab, Ramah

I

I

II

II

3

Sifat-sifat tercela

3.1. Marah, Dusta, Dendam, Dengki

3.2. Malas, Kikir, Boros, Tinggi hati

3.3. Ingkar janji, Acuh tak acuh, Zalim

I

I

II

II

 

Bidang Study       : Sejarah Islam

Semaster               : I-II

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Kisah Rasul-rasul Allah

1.1. Nabi Daud dan Sulaiman

1.2. Yakub dan Yusuf

 

I

I

2

Nabi Muhammad SAW Lahir-Pernikahan

2.1. Masyarakat Jahiliyah

2.2. Peristiwa waktu Nabi lahir sampai remaja

2.3. Nabi Muhammad Menikah

II

II

II

II

3

Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul

3.1. Uzlah

3.2. Wahyu I dan II

3.3. Dakwah sembunyi dan terang-terangan

3.4. IsraMi’raj

 

II

II

II

II

4

Hijrah Rasulullah

4.1. Sebab-sebab Hijrah

4.2. Peristiwa Hijrah

4.3. Perjanjian Hudaibiyah

II

II

II

II

5

Kisah Sahabat Yang 4

4.1. Abu Bakar Siddiq

4.2. Umar bin Khattab

4.3. Usman bin Affan

4.4. Ali bin Abi Thalib

II

II

II

II

 

Bidang Study       : Hafalan Do’a

Semester               : I-II

 

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Do’a dan Bacaan Shalat (Khusus)

1.1. Do’a Tasyahud

1.2. Do’a Sebelum dan Sesudah Shalat

1.3. Do’a Menguburkan Jenazah

1.3.1. Menghadapi Jenazah

1.3.2. Memandikan Jenazah

1.3.3. Mengafani Jenazah

1.3.4. Menshalatkan Jenazah

1.3.5. Menguburkan Jenazah

I-II

I

I-II

I-II

1

Do’a Harian (Umum)

2.1. Do’a Mauk dan Keluar Masjid

2.2. Do’a mendengar dan sesudah adzan

2.3. Do’a memperoleh kesehatan

2.4. Do’a untuk kedua orang tua

2.5. Do’a ketika sakit

2.6. Do’a menjenguk orang sakit

2.7. Do’a memperoleh kebaikan dunia dan akhirat

2.8. Do’a menghidari keputus asaan

2.9. Do’a menjauhi kesusahan dunia akhirat

I-II

I

I

I

I

II

II

II

II

I-II

 

Bidang Study       : Prakter / Amalan Ibadah

Semester               : I-II

 

No

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

Semester

1

Tayamum

1.1. Penjelasan

1.2. Cara Tayamum

 

I

I

2

Adzan dan Iqamah

2.1. Penjelasan

2.2. Praktek Adzan dan IQAMAH

2.3. Jawaban adzan dan iqamah

 

I

I

I

3

Shalat Jamaah

3.1. Penjelasan

3.2. Cara shalat jama’ah

3.3. Keutamaan shalat jama’ah

 

II

II

II

4

Shalat Jum’at dan Id

I-II

5

Shalat Jamadan Qashar

5.1. Penjelasan

5.2. Cara dan waktu pelaksanaannya

I

I

I

6

Puasa

6.1. Penjelasan

6.2. Latihan Puasa / Sunat

I-II

I

I

7

Zakat

7.1. Mengikut sertakan murid

7.2. Praktek Muzakki dan Mustahiq

I-II

I

I

8

Hajji

8.1. Praktek pelaksanaan hajji

II

9

Shadaqah, Hibah dan Hadiah

9.1. Cara mengumpulkan

9.2. Pendistribusian

II

II

II

10

Kunjungan musibah

10.1. Orang sakit

10.2. Orang yang mendapat musibah

 

I-II

I-II

 

 

      Kepala                                                                                      Sekretaris

 

 

Rukani, S. Pd.I                                                                         Khusnuddin, S.Ei

   

Search This Blog